Begitu banyaknya saudara kita yang menjalankan agamanya berdasarkan AKAL (berucap dan beramal sesuai apa yang dikehendaki akalnya) dan PERASAAN (berucap dan beramal dengan semangat berkoar-koar menuruti perasaannya) TANPA ‘ILMU. sehingga ketika mereka menggunakan AKAL dan PERASAAN yang rusak tersebut, maka terjadilah kerusakan dimana-mana karena para pelakunya menganggap hal itu adalah suatu kebaikan menurut AKAL dan PERASAANYA. wallåhul musta’an
Ahad, 9 Råmadhån 1430 H
Iklan